Pertunjukan teater pun berlangsung, para penonton tampak antusias menyaksikan pertunjukan tersebut. Abraham pun menyaksikannya dari atas balkon tanpa ada kecemasan di raut wajahnya. Ia dengan sangat santai menikmati pertunjukan tersebut.
“You sock-dologizing old man trap!” suara seseorang menggema di dalam ruangan saat pertunjukan teater berlangsung. Ruangan tersebut pun dipenuhi oleh gelak tawa penonton yang tampak antusias. Namun, ketika tawa itu sedang bergemuruh memenuhi tempat pertunjukan, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh bunyi yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
“Dooor!!”
Bunyi tembakan pun tiba-tiba terdengar. Dan tembakan tersebut ternyata ditujukan ke arah sang Presiden, tepat berasal dari arah belakang kepala Abraham. Ajudannya segera melihat pembunuh tersebut, dia mengenali orang tersebut yang ternyata seorang aktor.
Mayor Henry R. Rathbone, yang ketika itu juga duduk bersama Abraham Lincoln, langsung menyerang sang penembak. Namun, sang penembak membawa pisau dan dengan sigap membela diri dengan menancapkan pisau ke tangan Rathbone, yang segera melepaskan tangannya dari si penembak. Penembak pun dengan segera melompat dari atas balkon menuju panggung teater.
“Sic semper thyrannis!” (Thus always to tyrant!). “Aku sudah melakukannya, Selatan sudah membalasnya!” teriak si penembak sambil melarikan diri. Rathbone pun menyuruh petugas untuk segera menangkap sang penembak.
Suasana di gedung pertunjukan teater tiba-tiba berubah mencekam. Alfred, sang ajudan segera membawa bosnya untuk mencari pertolongan medis. Alfred lalu membawa sang Presiden ke Peterson House yang berada di depan gedung teater.
Abraham Lincoln dengan segera ditangani oleh dokter Charles Leale. Peluru tembakan tersebut ternyata menembus hingga ke otak. Kecil kemungkinan sang Presiden untuk dapat bertahan hidup. Hampir sembilan jam orang-orang terdekat Abraham menunggu dan berharap cemas akan penantian terhadap nasib Presiden. Namun sayang, Abraham pun tak dapat tertolong lagi, beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada hari itu, 15 April 1865 dalam usia 65 tahun. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Springfield, Illinois.
Abraham Lincoln memang Presiden yang dianggap sukses memimpin Amerika Serikat. Bahkan, 65 pakar sejarah mengakui bahwa Abraham Lincoln merupakan sosok presiden terbaik yang pernah dimiliki Amerika. Jasa-jasa beliau dan hal-hal yang pernah beliau lakukan terhadap Amerika dan masyarakatnya begitu banyak. Termasuk ketika beliau dianggap berhasil menyelamatkan negara dari ancaman perang saudara. Beliau juga berhasil menerbitkan emancipation proclamation pada 22 September 1862 yang merupakan tanda bagi berakhirnya perbudakan di Amerika Serikat. Proklamasi tersebut menyatakan bahwa semua budak belia di negara-negara bagian ataupun di daerah-daerah negara bagian yang melawan Amerika Serikat, akan mulai dibebaskan pada 1 Januari 1863. Jasa-jasa beliau luar biasa. Sayangnya, hidupnya harus berakhir di tangan sang pembunuh dengan pembunuhan yang begitu tragis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar