Laman

Sabtu, 24 Januari 2015

Kisah Pembunuhan Manusia Pertama



DAMASKUS adalah ibukota Suriah, merupakan kota terbesar di Suriah serta salah satu kota tertua di dunia. Di kota ini terdapat Sungai Bardi dan di dekat sungai ini terdapat satu kuburan yang panjangnya sekitar 15 meter. Banyak masyarakat meyakini bahwa kuburan tersebut adalah makam Habil, putra Nabi Adam as. Tidak jauh dari tempat ini, tepatnya di gunung Qasiyun, diduga
merupakan tempat Nabi Adam as dimakamkan. Sementara itu, dari arah utara gunung Qasiyun, terdapat satu goa bernama Magharatud Dam (Gua Darah) yang diyakini sebagai tempat Qabil membunuh saudaranya Habil (lokasinya terletak di sebelah kanan jalan dari arah Damaskus menuju Zabdani dan Balaudan). Pembuhuhan Habil oleh Qabil tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa pembunuhan pertama di bumi.

Saat Nabi Adam as diturunkan ke bumi dan telah bertemu dengan Hawa, keduanya membina keluarga pertama di tempat pertama kali Nabi Adam diturunkan ke bumi. Menurut riwayat, Nabi Adam as dan hawa dikaruniai 20 pasang anak laki-laki dan perempuan. Putra-putri pertama Nabi Adam as adalah Qabil dan Iklima. Putra-putri keduanya Habil dan Labuda. Saat keempat putra-putri Nabi Adam as ini sudah dewasa dan telah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan pada lawan jenis, Nabi Adam as meminta petunjuka pada Allah Swt, bagaimana cara menikahkan keempat putra-putrinya itu. Ia kemudian menerima petunjuk agar menikahkan keempat putra-putrinya secara bersilangan, yaitu Qabil menikah dengan Labuda dan Habil menikah dengan Iklima. Namun saat Nabi Adam as bermaksud melaksanakan pernikahan itu, Qabil menolak dan ingin menikahi adik kembarnya sendiri karena lebih rupawan dari Labuda.

Allah Swt. kemudian memberi petunjuk berikutnya kepada Nabi Adam as agar kedua putranya berkurban dan siapa yang kurbannya diterima, maka dialah yang berhak untuk memilih isteri (pasangan). Saat Nabi Adam as menyampaikan hal ini kepada kedua putranya, Qabil dan Habil menyanggupi. Qabil yang merupakan seorang petani (bercocok tanam) memilih gandum yang kualitasnya jelek untuk dijadikan kurban. Sementara Habil yang merupakan seorang peternak, memilih seekor kambing yang paling disayanginya untuk dijadikan kurban. Saat kedua kurban ini diletakkan di atas bukit, muncullah api berwarna putih membawa kurban Habil hingga lenyap dari pandangan, pertanda kurban Habil yang diterima (konon, menurut beberapa riwayat, kambing Habil diangkat ke surga dan diturunkan kembali ke bumi saat menggantikan Ismail sebagai kurban Nabi Ibrahim as, subhanallah…).

Atas peristiwa ini Qabil menjadi iri dan marah pada Habil dan berniat untuk membunuh adiknya itu. Peristiwa ini diceritakan dalam al-Quran surah al-Maidah ayat 27: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya,”Sungguh, aku akan membunuhmu” dan berkata yang diterima kurbannya, “Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa”.

Saat mengetahui Qabil akan membunuhnya, Habil pasrah sebagaimana dijelaskan dalam Quran surah al-Maidah ayat 28-29. Habil hanya berusaha menasehati Qabil agar tidak melaksanakan niatnya, tidak mengikuti kemauan iblis. Akan tetapi Qabil tetap pada pendiriannya dan pada suatu hari, ketika Nabi Adam as pergi ke Mekkah (Arab), terjadilah peristiwa pembunuhan Habil oleh kakaknya sendiri. Menurut beberapa riwayat, Habil dibunuh saat sedang tidur ketika ia sedang menggembala kambing. Qabil membunuh Habil dengan cara melemparkan batu ke kepala adiknya itu hingga pecah (riwayat lain menceritakan Habil mencekik dan menggigit adiknya hingga tak bernyawa).

Setelah membunuh Habil, Qabil kebingungan mengurusi jenasah adiknya itu. Maka Allah Swt. memberikan petunjuk kepadanya melalui dua ekor burung gagak bersaudara. Kedua burung gagak ini bertarung di hadapan Qabil hingga salah satunya terbunuh. Lalu burung gagak yang hidup menggali lubang di tanah dengan paruhnya, lalu memasukkan jasad burung gagak yang telah mati dan menimbunnya. Terinspirasi apa yang dilakukan oleh burung gagak ini, Qabil akhirnya menguburkan Habil (QS al-Maidah: 31).

Sampai di sini, yang juga menarik untuk ditelusuri, apa yang terjadi pada Qabil setelah membunuh Habil? Menurut suatu riwayat, Nabi Adam as sangat marah setelah peristiwa ini dan Qabil melarikan diri dari ayahnya ke tempat yang sekarang bernama Yaman. Lalu bagaimana nasib Qabil selanjutnya? Ada yang mengatakan, saat Qabil melarikan diri, ia membawa Iklima. Dari dua pasangan inilah lahir bani Qabil (keturunan Qabil). Seperti apa watak bani Qabil ini? Tentu sudah bisa ditebak. Qabil, menurut sebuah riwayat, terbunuh oleh anaknya sendiri.

Ada juga dugaan, Qabil pada akhirnya sampai di Lemuria, Atlantis, dan menemukan pasangannya di tempat yang sangat indah ini (bukan Iklima). Dugaan ini merupakan salah satu interpretasi sejarawan dan agamawan terhadap isi Kitab Henokh yang ditulis oleh Nabi Idris as. Sebagaimana diketahui, Nabi Idris as diutus oleh Allah Swt. sebagai nabi untuk memberi ‘pencerahan’ pada bani Qabil. Sementara Lemuria, Atlantis, diketahui sebagai peradaban tertua di bumi yang diduga tenggelam di lautan pasifik (untuk lebih jelasnya baca artikel ini: Nabi Idris Menulis Tentang Lemuria?). Mungkinkah bani Qabil ditenggelamkan Allah Swt. di Lemuria, Atlantis, ini? Wallahu ‘alam.

Setelah kepergian Qabil, Nabi Adam dan Siti Hawa dianugerahi putra berikutnya: Syits, yang tabiatnya menyerupai Habil. Dari keturunan Syits inilah kemudian lahir hamba terpilih Allah selanjutnya yaitu Nabi Idris as. Bagaimana kisah hidup nabi Idris? Apa saja peninggalan Nabi Idris as dalam peradaban manusia? Temukan benang merah sejarah manusia selanjutnya pada artikel: Terbuai Indahnya Surga (Kisah Nabi Idris)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar